Selasa, 24 November 2009

Untuk Direnungkan

Ada berapakah angkatan kita ?

Pertanyaan tersebut yang terus-menerus dilontarkan kepada kita. Ada berapakah angkatan kita? Delapan puluh delapan atau seratus satu?

Lalu apa yang kita bisa jawab? Kita hanya bisa diam mengiyakan apa kata orang, delapan puluh delapan pun iya, seratus satu pun iya.

Padahal kita datang dengan maksud sama. Bersama-sama. Lalu mengapa yang persepsi orang-orang berbeda tentang kita. Padahal kita adalah angkatan, bukan segerombolan anak-anak yang berkumpul tanpa visi-misi dan tujuan yang jelas. Tegakah ego kita menanggalkan angka seratus satu dengan delapan puluh delapan? Lalu, kemanakah tiga belas orang lainnya? Masihkah mereka menjadi bagian dari ‘kita’?

Tidak ingatkah kalian pada komitmen yang kita buat bersama? Tidak ingatkah kalian pada janji yang kita ikrarkan bersama? Tidak pedulikah kalian pada yang lain, yang benar-benar bersungguh-sungguh demi kita?

Satu pertanyaan pun datang seiring ambigunya tindakan kita.

‘Apa arti angkatan bagi kalian sebenarnya?’

Keluargakah?

Jika keluarga, adakah kakak yang tega meninggalkan adiknya yang terseok-seok mengejarnya. Jika keluarga, adakah saudara yang acuh dan tidak peka akan masalah saudaranya. Jika keluarga, adakah keluarga yang terbagi-bagi, terpecah-belah jadi beberapa bagian. Adakah keluarga yang saling berdebat memperebutkan ego masing-masing yang terbaik.

Rumahkah?

Jika rumah. Sudahkah kita nyaman dalam angkatan kita? Sudahkah kita saling menyambut dengan hangat, meski tanpa pelukan sekalipun, kepada penghuni rumah yang lain? Sudahkah kita saling melindungi tanpa takut diri sendiri terluka?

Kawan.

Mari kita renungkan bersama. Masihkah kita mementingkan diri sendiri di saat yang lain bersatu padu untuk menyaingi kita. Masihkah kita menjadi sebatang lidi yang begitu mudahnya patah, sedangkan yang lain menjadi sebuah sapu lidi yang amat berguna. Masihkah kita ribut dengan argumen masing-masing, sedang yang lain telah bergaung dalam satu suara.

Jika angkatan adalah keluarga? Kapankah kita bisa membentuk keluarga yang harmonis tanpa perdebatan?

Jika angkatan adalah rumah? Mau dibangun seperti apakah rumah kita? Pondasi seperti apa yang kita miliki untuk membangun rumah kita?

Kawan.

Siapkah kita dipersaingkan dengan ‘mereka’? Siapkah kita, jika kita dipertemukan dengan yang lain, pesaing-pesaing kita, dalam keadaan tercerai berai? Siapkah kita, jika ‘mereka’ akhirnya bertanya, berapakah jumlah angkatan kita?


PS : sekedar untuk direnungkan,
bukan memihak kepada salah satu kubu,
bukan juga untuk memecah belah 'kita'

thasayua 09

Sabtu, 21 November 2009

Intermezzo

Alhamdulillah ...

Akhirnya bisa posting juga .
Walaupun postingannya [masih] [agak] [nggak] penting.

Habis, adminnya juga bingung mau posting apa .
untuk sementara posting ini dulu .

Kalau ada yang berminat posting .
Kirim ke

mathits09@gmail.com

yaaa ...

Selasa, 03 November 2009

about 'US'

merasa tapi tak semua
senang juga tak semua
sedih -apalagi-......jelas tak semua
semula ingin bersatu
akhirnya, justru terbagi
ingin kuat tapi tak kuasa
biarlah ini berlalu....
toh waktu tak kan terpaku -begitu saja-

lazuardi 09